SHARE

carapandang.com

CARAPANDANG.COM - Pemerintah sebagai pengelola dan penyelenggara pendidikan berupaya keras dalam melaksanakan program-program peningkatan mutu pendidikan. Dalam peningkatan mutu pendidikan adalah kegiatan proses pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah bekerja sama dengan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) berusaha mewujudkan program Nawacita, salah satunya adalah Revolusi Mental yang akan dilaksanakan melalui olahraga di sekolah, melalui Liga Sepak Bola (GALA) Siswa SMP.

Gala Siswa SMP juga merupakan wadah bagi siswa dalam mengimplementasikan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) melalui olahraga khususnya sepak bola. Sekolah dapat mengembangkan kegiatan olahraga sepak bola pada pembelajaran ekstrakurikuler. Kegiatan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) yang telah menjadi agenda tahunan pencinta olahraga diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berjenjang mulai dari tingkat sekolah, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi dan nasional.

“Ini merupakan bagian tak terpisahkan dari program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Kenapa sepak bola? Karena dalam banyak hal sepak bola memiliki beberapa aspek pembentukan mental. Dari cabang-cabang lain sepakbolalah yang paling lengkap,” ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy, dalam sambutannya pada acara Rapat Koordinasi Pengelolaan Pendidikan Berbasis Zonasi Tahun 2017 dan Peluncuran Gala Siswa SMP 2018, di Jakarta, Senin (13/11/2017).

Gala Siswa Indonesia pun akan dilaksanakan berjenjang pada tahun 2018. Mengambil tema “Melalui Gala Siswa SMP Membentuk Generasi Cinta Prestasi Akademi, Olahraga dan Berbudi Pekerti Luhur”, kompetisi ini salah satunya bertujuan untuk mengembangkan bakat dan minat siswa dalam berolahraga khususnya sepak bola.

Minat dan bakat siswa tentu tidak sama satu sama lain. Si A mungkin sangat berbakat dalam ilmu fisika, di tempat lain si B bisa jadi tidak terlalu menguasai fisika namun sangat lihai dalam memainkan alat musik.
Pengembangan minat dan bakat inilah yang terus dibangun oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, dan untuk menyemarakkan serta memotivasi keikutsertaan siswa yang memiliki bakat dan potensi dalam bidang sepak bola pada kegiatan Gala Siswa SMP perlu didukung oleh semua pihak dalam proses keikutsertaan dan kesediaan menyelenggarakan kegiatan Gala Siswa SMP di wilayahnya. 

Ajang Gala Siswa SMP adalah sebagian usaha pemerintah dalam mengajak pihak-pihak yang berwenang memberikan ruang belajar bagi para siswa berbakat dan berminat pada bidang sepak bola, guru, suporter, orang tua, dan pihak swasta untuk sama-sama belajar dalam menggerakkan produksi dan komunitas sepak bola untuk kemajuan persepakbolaan Indonesia. 

Gala Siswa Indonesia akan diselenggarakan secara bertingkat, mulai dari tingkat kecamatan, tingkat kabupaten/kota, tingkat provinsi, hingga tingkat nasional. Juara Gala Siswa akan mengikuti kejuaraan internasional yang diselenggarakan pada November/Desember 2018. Diharapkan melalui kompetisi ini akan terpilihnya siswa terbaik dalam bidang olahraga sepak bola, sebagai bibit unggul atlet pada tingkat wilayah tertentu. Bukan tidak mungkin pada ajang ini akan kita temui penerus Boaz Solossa dari Papua, Andik Vermansyah dari Jawa Timur, dan lain sebagainya.
Hal tersebut sesuai dengan peta jalan persepakbolaan tanah air yang telah disusun oleh PSSI. Kemendikbud selaku penyelenggara Gala Siswa Indonesia bekerja sama dengan PSSI dan KONI berupaya membina pemain sepak bola sejak usia dini.

“Kita ingin berikan sumbangsih pada bangsa ini. Kemendikbud harus mengantarkan cita-cita itu,” ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy saat memberikan keterangan pers dalam Peluncuran Gala Siswa Indonesia 2018 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Senin (13/11/2017).
Dengan bibit pesepak bola muda yang unggul, disertai dengan terjalinnya rasa kesatuan dan persatuan antara siswa seluruh Indonesia, sepak bola Indonesia akan mampu bersaing dengan tim-tim di berbagai belahan dunia yang memiliki sejarah sepak bola penuh prestasi. 
KONI yang juga menjadi partner dalam gelaran ini mempunyai harapan bahwa melalui Gala Siswa Indonesia ini prestasi Indonesia akan dibangun. KONI memiliki komitmen yang kuat untuk membangun kejayaan sepak bola Indonesia. Menurutnya untuk membangun kejayaan tersebut harus dimulai sejak dini. Bekerja sama dengan Kemdikbud untuk membangun kejayaan sepak bola Indonesia merupakan langkah yang tepat. 

“Terima kasih kami telah diberi kepercayaan untuk membangun sepak bola di sekolah-sekolah. Kami akan bekerja keras bersama KONI Provinsi dan Asprov untuk bisa membuktikan bahwa Kemdikbud bisa menghasilkan liga yang luar biasa. Kami berjanji sekuat tenaga untuk membangun kejayaan sepak bola di Indonesia,” ujar Ketua Umum KONI, Tono Suratman.

Setelah kompetisi ini selesai bergulir pun KONI dan Kemendikbud akan bekerja sama melalui akademi olahraga nasional yang dimiliki oleh KONI.

Tidak mau kalah dengan KONI, PSSI selaku pemegang kekuasaan sepak bola tertinggi Indonesia mempunyai dua target yang ingin dicapai dalam gelaran Gala Siswa Indonesia ini. Ratu Tisha Destria selaku Sekretaris Jenderal PSSI mengungkapkan target itu adalah yang pertama terkait olahan data pemain yang akan melahirkan prestasi. Target kedua adalah kontribusi sepak bola dalam pembinaan karakter yang menjadi misi dari Kemendikbud.

Ratu Tisha mengatakan salah satu aspek penting dari football development adalah jam bertanding dan berkompetisi. Maka dari itu PSSI berterima kasih kepada Kemendikbud atas dukungannya dalam Gala Siswa Indonesia tingkat SMP yang dapat meningkatkan intensitas bermain sepak bola bagi para siswa.

Ditambahkan, salah satu kunci pengelolaan sepak bola yang baik adalah sinergi dengan stake holder penting, yakni pemerintah. Sinergi itu bisa dilakukan di area pendidikan, kesehatan, kemasyarakatan dan pembangunan mental yang menjadi aspek penting.

“PSSI butuh kerja sama dan sinergi dengan pemerintah agar bisa lari lebih cepat untuk menjawab tantangan dan harapan seluruh masyarakat Indonesia dari sepak bola,” kata Tisha.

Terkait dengan apakah nantinya mereka menjadi pemain sepak bola profesional itu urusan lain. Yang terpenting adalah akan lahir manusia Indonesia seutuhnya yang sudah siap terjun ke masyarakat karena sudah berolahraga dan berkompetisi sejak usia dini.

Tak hanya Gala Siswa Indonesia, kerja sama ketiga lembaga tersebut juga akan diwujudkan dalam pemberian pelatihan pelatih lisensi D bagi para guru olahraga yang berlangsung dari tanggal 11 s.d. 18 November 2017 di POR Pelita Sawangan.
Kursus kepelatihan ini diikuti sebanyak 89 guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (Penjasorkes) tingkat SMP dari 33 provinsi.

Tags
SHARE