SHARE

istimewa

CARAPANDANG - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga mengapresiasi komitmen Universitas Bali Internasional dalam mendukung keberlanjutan program Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA), khususnya di Provinsi Bali. Menteri PPPA mengungkapkan wujud dukungan tersebut, diantaranya dengan melakukan analisis kesiapan Bali, termasuk Kabupaten Badung, dalam mengimplementasikan DRPPA yang hasil analisisnya akan disampaikan, untuk kemudian ditindaklanjuti oleh seluruh pemangku kepentingan.  

“Terwujudnya sistem pembangunan desa yang telah mengintegrasikan perspektif gender dan hak anak, tentunya akan dapat meningkatkan peran dan partisipasi perempuan dan anak untuk ikut terlibat dalam pembangunan, termasuk sebagai pilar sentral dalam merawat harmoni kebhinekaan, baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat,” ujar Menteri PPPA dalam “Seminar Nasional Partikularitas Perempuan dan Anak sebagai Pilar Sentral dalam Merawat Harmoni Kebhinnekaan Indonesia” dalam rangka Dies Natalis ke-8 Universitas Bali Internasional, di Bali.

Pada kesempatan ini dilaksanakan juga MoU antara Universitas Bali Internasional, Dinas P2KBP3A, dan RS Ari Canthi untuk mendampingi desa binaan DRPPA. Menteri PPPA berharap MoU ini dapat benar-benar diimplementasikan sehingga manfaatnya dapat dirasakan hingga Masyarakat akar rumput.

“Apresiasi kami sampaikan atas terselenggaranya MoU ini. Melalui MoU ini Universitas Bali Internasional bisa menjadi bagian untuk mempercepat model DRPPA. Dukungan dari mahasiswa, akademisi dan civitas akademika lainnya akan menjadi kekuatan besar dalam mencapai cita-cita kita bersama, yaitu dunia yang setara dan aman bagi semua. Semoga MoU bukan hanya diatas kertas namun dikawal sebaik-baiknya dalam pelaksanaan implementasi di desa,” ujar Menteri PPPA

KemenPPPA bersama dengan Kementerian Desa-PDTT membawa pembangunan PPPA sampai ke desa dengan menginisiasi model Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA) sejak tahun 2021. DRPPA merupakan desa yang mengintegrasikan perspektif gender dan hak anak dalam tata kelola penyelenggaraan pemerintahan desa, pembangunan desa, serta pembinaan dan pemberdayaan masyarakat desa, yang dilakukan secara terencana, menyeluruh, berkelanjutan, sesuai dengan visi pembangunan Indonesia. Pengembangan sebuah desa menuju DRPPA harus melibatkan seluruh pihak yang ada di desa, mulai dari Pemerintah Desa, para tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, organisasi relawan, kader-kader, hingga perempuan dan anak itu sendiri.

“Melalui DRPPA dengan 10 indikatornya, diharapkan desa akan mampu memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakatnya khususnya perempuan dan anak, memenuhi hak atas perlindungan dari segala bentuk kekerasan dan diskriminasi, inklusif, serta menyediakan sarana dan prasarana publik yang ramah perempuan dan anak. Dalam hal ini, tentunya dukungan dari mahasiswa, akademisi dan civitas akademika lainnya akan menjadi kekuatan besar dalam mencapai cita-cita kita bersama, yaitu dunia yang setara dan aman bagi semua,” ujar Menteri PPPA.

KemenPPPA akan terus berkomitmen untuk memberikan upaya yang terbaik bagi perempuan dan anak Indonesia dengan memastikan kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan, serta perlindungan perempuan dan anak dapat terwujud. Dengan tantangan kedepan yang semakin berat serta kompleksitas masalah yang terjadi, tentunya KemenPPPA tidak dapat bekerja sendiri dibutuhkan berbagai sinergi dan kolaborasi multipiha

Rektor Universitas Bali Internasional, Prof. Dr. dr. I Made Bakta mengucapkan terima kasih atas kehadiran Menteri PPPA pada seminar nasional ini. “Tema yang diambil dalam seminar nasional ini sejalan dengan meningkatkan peran dari perempuan dan anak yang sangat sentral dalam menyongsong tahun emas 2045. Ini juga merupakan wujud dari komitmen kami dalam memberikan sumbangsih bagaimana perguruan tinggi dapat berkontribusi dalam menyiapkan generasi masa depan yang gemilang,” ujar Made Bakta. dilansir kemenpppa.go.id

Tags
SHARE