SHARE

Istimewa

CARAPANDANG.COM - Badiuzzaman Said Nursi merupakan salah satu ulama karismatik yang paling berpengaruh di Turki juga di dunia saat ini. Pemikiran-pemikirannya yang tertuang dalam karyanya, Risalah Nur  telah memberikan perubahan bagi dunia Islam khususnya negara Turki. Ulama ini dikenal dengan integritas kepribadiannya yang komprehensif  baik dari segi intelektual, spritual maupun mental.

Pemikiran-pemikirannya saat ini sudah tersebar dan dikembangkan oleh para muridnya di berbagai  negara termasuk Indonesia. Lembaga yang konsen mengembangkan pemikiran Badiuzzaman Said Nursi adalah Yayasan Nur Semesta yang berdomisili di Ciputat, Tangerang Selatan.

Sejak 2007 Yayasan ini bergerak di bidang sosial dan keagamaan. Selain mensosialisasikan pemikiran-pemikiran Said Nursi juga kerap mengadakan kegiatan yang bersifat sosial seperti santunan, tebar daging qurban dan lain-lain di berbagai wilayah Indonesia.

Hasbi Sen, M. Hum, pembina Yayasan Nur Semesta sekaligus murid Said Nursi generasi kedua menjelaskan secara teknis pihaknya memperkenalkan pemikiran-pemikiran Said Nursi melalui seminar, bedah buku, dan kajian rutin baik secara daring maupun luring.

Adapun untuk kemitraan lembaga atau institusi, kami juga menjalin kerjasama dengan berbagai kampus negeri dan swasta seperti UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. "Bentuk kerjasama yang telah dilakukan berupa pendirian Said Nursi Corner dan seminar internasional. Selain itu kami juga bekerjasama dengan lembaga sekolah maupun pesantren dengan diselenggarakannya kajian kitab Risalah Nur,” jelasnya dalam keterangan tertulisnya di Ciputat, Jumat (15/1).

Lebih lanjut dia menjelaskan di era digital saat ini, yayasan  ini juga aktif berdakwah melalui media sosial seperti instagram, facebook dan lain-lain dengan akun sahabat risalah nur. "Banyak hal yang dipublikasikan di dalamnya seperti kutipan-kutipan bijak Said Nursi," imbuhnya.

Risalah Nur merupakan tafsir maknawi al-Quran yang Said Nursi tulis di bawah bayang-bayang rezim sekuler Turki. Maka itu tidak aneh jika penulisannya sebagian besar dilakukan di penjara dan tempat  pengasingan. Meski dalam kondisi yang demikian Risalah Nur memiliki daya cita rasa intelektual dan spritual yang luar biasa.

"Terdapat empat tema besar yang terkandung dalam tafsir tersebut, yaitu: tauhid, kenabian, akhirat, dan keadilan serta ibadah. Saat ini risalah nur telah diterjemahkan kurang lebih 60 bahasa di dunia termasuk bahasa Indonesia," demikian Hasbi Sen.