SHARE

Istimewa

CARAPANDANG - Dalam sebulan terakhir, kue bulan atau moon cake dengan beragam merek tampak banyak dijajakan di sejumlah titik di Kawasan Pecinan Glodok, Jakarta. Belakangan, kue manis itu makin dicari menjelang puncak Festival Pertengahan Musim Gugur, atau lebih dikenal sebagai Festival Kue Bulan, pada akhir pekan ini. Festival tersebut merupakan salah satu perayaan penting bagi masyarakat Tionghoa.

Kue bulan umumnya berbentuk bulat dengan motif di permukaannya. Namun, di Jakarta populer juga kue bulan yang berbentuk bulat sempurna dan berwarna putih tanpa motif, beberapa orang menyebutnya kue roda. Cita rasanya beragam, mulai dari isian kacang hijau, cempedak, cokelat, keju, hingga durian.

Masyarakat Tionghoa biasanya membeli kue ini untuk sembahyang maupun sebagai bingkisan untuk orang terdekat. Harganya beragam, namun biasanya yang sudah dikemas sebagai bingkisan dengan kotak berbahan premium akan lebih mahal, terutama yang diimpor dari luar negeri karena menggunakan kotak kaleng dan bukan kemasan biasa.



Kue bulan hanya muncul mendekati bulan kedelapan dalam kalender Imlek yang tahun ini jatuh pada bulan September. Itu sebabnya, penjualnya bisa dibilang merupakan pedagang musiman. Salah satunya adalah Mochtar, yang sehari-hari berjualan minuman dan makanan ringan. Ia menyulap warung kelontongnya menjadi tempat khusus berjualan kue bulan sejak dua bulan terakhir.

 Mochtar menjajakan beragam jenis kue bulan, mulai dari yang berbentuk kue roda dengan aneka rasa, sampai kue bulan impor dari Malaysia dan Hong Kong di China dengan harga ratusan ribu rupiah. Masyarakat paling banyak mencari kue yang harganya relatif terjangkau di kisaran Rp50.000 per bungkus.

Namun, semenjak kemunculan COVID-19 hingga sekarang, pengunjung Glodok yang mencari kue bulan tidak lagi seramai dulu. Pria yang lahir dan besar di Kawasan Pecinan Glodok itu sudah berjualan kue ini lebih dari dua dekade terakhir sehingga tahu betul sepinya penjualan tahun ini dibandingkan beberapa tahun lalu.

"Penyebab lainnya mungkin juga karena tren penjualan online sehingga omzet harian kita turun. Apalagi online juga sering memberikan diskon sehingga harganya lebih murah," ujarnya.

Halaman :
Tags
SHARE