SHARE

Istimewa

CARAPANDANG.COM -  Literasi bermedia dan bermedia sosial penting bagi masyarakat, sehingga  bijak dalam menerima tayangan televisi ataupun menggunakan medsos.

Demikian disampaikan Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel DR Dahlan Lamabawa di Makassar, Senin (15/3).

Dahlan menyampaikan hal tersebut untuk menyikapi fenomena pengaruh terpaan tayangan televisi dan aktivitas bermedsos.

Mencermati kondisi lapangan, Muhammadiyah selaku organisasi masyarakat merasa terpanggil untuk turut terlibat dalam proses literasi media, baik media televisi maupun media sosial. Dia mengatakan, salah satu bentuknya, dengan menyorot fenomena tayangan televisi dan media sosial dalam Pengajian Bulanan PWM Sulsel yang rutin digelar.

Dalam menyoroti tayangan televisi dan konten (isi) medsos itu, lanjut dia, mengungkap perkembangan siaran televisi yang lebih menonjolkan pencapaian rating demi pemasukan iklan. Kondisi ini membuat banyak stasiun televisi kerap mengabaikan nilai edukasi dalam produksi siaran. Bahkan terkadang sejumlah tayangan yang bernuansa hiburan, melanggar nilai moral agama dan kesusilaan.

Menurutnya, selama ini masyarakat cenderung sekadar diposisikan sebagai objek siaran. Mereka seolah tak punya kuasa mengendalikan siaran yang ditayangkan. Fenomena lainnya, angka pengguna media sosial di Indonesia setiap tahun semakin meningkat. Pada tahun 2020, pengguna media sosial sebanyak 160 juta orang.

"Sayangnya, peningkatan jumlah pengguna tersebut, tidak berbanding lurus dengan tingkat literasi media sosial," kata Dahlan.

Akibat dari hal tersebut, lanjut dia, tak jarang warganet harus berurusan dengan persoalan hukum, karena unggahannya di media sosial.

Berkaitan dengan hal tersebut, untuk mengupas lebih lanjut maka digelar pengajian dan diskusi yang mengangkat tema ‘Bijak dalam Bermedos dan Gerakan Menonton Sehat’ pada Selasa (16/3).

Pengajuan dan diskusi virtual tersebut akan menghadirkan Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat DR Aswar Hasan, Pengurus MPI PP Muhammadiyah/Direktur Eksekutif Peace Generation, Irfan Amalee. 

Tags
SHARE