SHARE

Kesepakatan nuklir baru-baru ini yang dicapai oleh Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) akan berdampak negatif pada keamanan regional serta merusak stabilitas global, kata Kementerian Luar Negeri Rusia, Jumat (28/4).

CARAPANDANG - Kesepakatan nuklir baru-baru ini yang dicapai oleh Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) akan berdampak negatif pada keamanan regional serta merusak stabilitas global, kata Kementerian Luar Negeri Rusia, Jumat (28/4).

"Kami memperhatikan sejumlah laporan tentang kesepakatan yang dicapai oleh AS dan Korsel mengenai perencanaan bersama terkait penggunaan senjata nuklir," ujar juru bicara kementerian tersebut, Maria Zakharova, melalui pernyataan.

"Perkembangan ini jelas mengganggu stabilitas... dan akan menimbulkan konsekuensi negatif yang serius bagi keamanan regional serta akan berdampak pada stabilitas global," bunyi pernyataan tersebut.

Dengan berkomitmen pada kebijakan perluasan pencegahan nuklir (extended nuclear deterrence), kata Rusia, AS dan para sekutunya di NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara) menduplikasi dan masih menjalankan-- skema yang dipraktikkan Washington selama puluhan tahun pasca-Perang Dingin.

Pernyataan tersebut menambahkan bahwa praktik semacam itu pada akhirnya akan merusak keamanan internasional, mengarah pada eskalasi ketegangan lebih lanjut, memicu krisis keamanan, dan memprovokasi perlombaan senjata.

"Kami meminta AS dan para sekutunya... agar menahan diri dari langkah-langkah yang mengarah pada pelemahan tingkat keamanan secara keseluruhan bagi semua negara," papar pernyataan tersebut.

AS dan Korsel bersama-sama mengeluarkan Deklarasi Washington pada 26 April sebagai salah satu hasil kunjungan Presiden Korsel Yoon Suk Yeol ke AS.

Menurut sejumlah laporan, deklarasi itu menyebutkan bahwa AS akan meningkatkan pencegahan yang diperluas bagi Korsel, termasuk peningkatan konsultasi atas krisis nuklir, peningkatan latihan militer dan kegiatan pelatihan, simulasi dalam bentuk diskusi (table-top simulation).

Kegiatan pencegahan itu juga disebutkan mencakup pembentukan Kelompok Konsultatif Nuklir (Nuclear Consultative Group) yang baru, serta perluasan lebih lanjut visibilitas reguler aset strategis AS ke Semenanjung Korea.



Tags
SHARE