CARAPANDANG - Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. mengatakan bahwa dia tidak akan membiarkan politik kotor merusak Asia Tenggara dan negaranya yang merupakan reaksi pertamanya terhadap pernyataan dari wakil presidennya, Sara Duterte.
"Sebagai negara demokratis, kita harus menjunjung tinggi supremasi hukum," kata Marcos melalui video pada Senin (25/11).
Pernyataan Marcos tersebut muncul setelah Wakil Presiden Duterte pada Jumat (22/11) mengeklaim telah mengatur seseorang untuk membunuh presiden beserta istrinya, Liza Araneta-Marcos, dan Ketua DPR Martin Romualdez jika sesuatu terjadi padanya.
Marcos menuturkan bahwa kebenaran tidak bisa dibungkam dan drama politik saat ini bisa saja berakhir jika pihak-pihak terkait menjawab pertanyaan sah dari para legislator.
Sebelumnya, Wapres Duterte menuduh Romualdez, sepupu Marcos, menginginkan dia terbunuh. Duterte mencurigai bahwa Romualdez menganggap dirinya ancaman terbesar terhadap keinginan Romualdez untuk mencalonkan diri pada pemilihan presiden 2028.
"Kalau saya dibunuh, saya katakan, jangan berhenti sampai kalian membunuh mereka, dan dia kemudian bilang 'ya'," ucap Duterte kepada seseorang yang dimintanya untuk membunuh.
Sang wakil presiden menghadapi pengawasan yang semakin ketat di DPR, lembaga tempat Romualdez menghentikan dana khusus yang dialokasikan bagi kantornya.
Upaya itu dilaporkan dipimpin oleh Romualdez, yang tampaknya ingin mencalonkan diri pada pilpres presiden 2028.