Harga emas batangan telah naik sekitar 23% sejak Januari karena ketidakpastian geopolitik, meningkatnya permintaan bank sentral, dan peningkatan aliran ke dana yang diperdagangkan di bursa yang didukung emas.
"Butuh waktu 14 tahun bagi emas untuk naik dari US$1.000 menjadi US$2.000 per troy ons, tetapi hanya butuh waktu lebih dari setahun untuk melonjak dari US$2.000 menjadi US$3.000 per troy ons," menurut Nitesh Shah, ahli strategi komoditas di WisdomTree, dikutip dari The Economic Times.
"Kenaikan lebih lanjut sebesar US$800 per troy ons hingga melampaui US$4.000 per troy ons tampaknya tidak lagi menjadi mimpi belaka," tambah Shah.
Penangguhan tarif timbal balik selama 90 hari oleh Presiden AS Donald Trump tidak mencakup China. Sebaliknya, ia menaikkan bea masuk atas impor China ke tingkat efektif 145%, yang mendorong Beijing untuk menaikkan tarifnya atas barang-barang AS menjadi 125%.
"Kombinasi dari meningkatnya ketegangan ekonomi global, risiko stagflasi kombinasi dari lapangan kerja yang lebih rendah, pertumbuhan, dan inflasi yang meningkat, hingga dolar AS yang lebih lemah, akan terus mendukung emas batangan," menurut catatan Ole Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank.
Diketahui, harga produsen bulanan AS secara tak terduga turun 0,4% pada bulan Maret, tetapi tarif impor diperkirakan akan mendorong inflasi lebih tinggi dalam beberapa bulan mendatang.