“Saat itu saya datang dengan pakaian santai, karena acaranya bersifat kekeluargaan. Tapi beliau minta agar saya mengenakan pakaian dinas upacara besar (PDUB), karena ingin sekali melihat saya tampil sebagai Wali Kota secara resmi. Saya langsung pulang dan mengganti baju. Itu adalah keinginan terakhir beliau yang sempat saya penuhi,” kenangnya.
Zulmaeta tak menyangka bahwa momen tersebut menjadi pertemuan terakhir mereka. Ia menyebut, pengabdian dan doa sang guru telah banyak membentuk jalan hidupnya.
“Waktu saya tamat sekolah, beliau pernah berpesan agar saya bercita-cita menjadi dokter. Alhamdulillah, doa beliau dikabulkan oleh Allah SWT,” ungkapnya.
Prosesi pemakaman berlangsung khidmat. Dalam kesempatan itu, Wali Kota Zulmaeta menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga besar almarhumah.
“Atas nama pribadi, keluarga besar saya, dan Pemerintah Kota Payakumbuh, saya menyampaikan duka cita yang sedalam-dalamnya atas wafatnya Ibu Hamdah. Insyaa Allah, beliau husnul khatimah dan mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT,” ucapnya.
Zulmaeta menyebut bahwa almarhumah bukan hanya guru dalam konteks akademik, tetapi juga sosok pendidik sejati yang telah menanamkan nilai-nilai kehidupan sejak dini.
“Beliau bukan hanya guru bagi saya secara pribadi, tapi juga simbol dari dedikasi, ketulusan, dan cinta seorang pendidik sejati. Banyak hal dalam hidup saya yang tidak akan tercapai tanpa peran dan doa beliau,” tuturnya.