SHARE

Istimewa

CARAPANDANG -  Mengusung tema Karbon, Indonesia Carbon Trade Association (IDCTA) berkolaborasi dengan BATS Consulting menggelar seminar audit karbon di Pulau Kura-Kura, Bali.

Seminar bertajuk ”Integrated Strategy of Tax, Accounting and Carbon Audit in Improving Environmental and Financial Performance” ini  berlangsung di Kampus United In Diveristy pada Kamis dan Jumat (8-9 Juni 2023) dengan menghadirkan President United in Diversity Foundation, Tantowi Yahya, sebagai keynote speaker.

Selain itu hadir secara online Ketua Umum IDCTA Riza Suarga. Hadir pula Wakil Ketua Umum IDCTA, Poempida Hidayatulloh.

Pada kesempatan ini Tantowi Yahya menekankan pentingnya pemahaman emisi bagi suatu bisnis agar tetap bertahan dalam persaingan pasar.

“Bisnis saat ini kalau tidak sustainable, tidak ditoleh. Sekarang di luar negeri hal ini sudah mulai terasa. Jika bisnis tidak memenuhi standar, walau produknya bagus dan harganya murah, produk tidak akan dibeli,” jelas Tantowi.

Sementara itu  Wakil Ketua Umum IDCTA, Poempida Hidayatulloh menyampaikan betapa pentingnya Dekarbonisasi, tatanan pendanaannya, pengelolaannya dan pertanggungjawabannya yang harus dihadirkan standar transparansi yang mumpuni.

Seminar ini pun menampilkan paparan dari BATS Consulting, oleh Brian Pramudita yang sudah memiliki sertifikasi internasional dalam audit karbon.

Dipandu oleh moderator Lastyo Kuntoaji Lukito dari IDCTA, seminar ini dilengkapi oleh narasumber ahli, Budi Martokusumo dan Syafri Adnan Baharuddin.

Budi Martokusumo, menjelaskan kepada para peserta yang kebanyakan dari kalangan direktur dan manajer keuangan terkait skema carbon trading di dunia dan mekanisme registrasi dalam carbon trading yang akan dilangsungkan di Bursa Karbon Indonesia. Hal ini dijabarkan dengan detail menyusul bursa karbon yang akan diluncurkan dalam waktu dekat.

“Nantinya, sertifikat karbon harus terdaftar dulu dalam SRN (Sistem Registri Nasional). Perdagangan sertifikat karbon di Indonesia tidak dapat diperjualbelikan secara langsung melainkan akan dilaksanakan melalui Bursa.” tambahnya.

Dalam acara tersebut, Mantan Dubes WTO, Syafri Adnan Baharuddin menambahkan pentingnya memahami gambaran besar carbon accountability, meliputi carbon management, carbon accounting dan carbon audit sebagai transparansi emisi menuju misi net zero emission. 

Adapula pemaparan dari Brian Pramudita, CEO dari BATS Consulting sekaligus pemilik Certified Carbon Audit (CCA) pertama di Indonesia, membawakan materi yang komprehensif. Brian memaparkan konsep net zero emission, ESG Disclosure, green taxonomy, carbon tax, carbon accounting hingga langkah-langkah implementasi carbon audit.

Selain itu, Brian pun menekankan betapa pentingnya proses verifikasi carbon untuk memastikan nilai realisasi emisi yang dihasilkan entitas ataupun besaran pengurangan emisi yang dihasilkan suatu proyek hijau.




Tags
SHARE