SHARE

istimewa

CARAPANDANG - Erni Ika Sari  (35 tahun) salah satu contoh wanita hebat. Penyandang disabilitas polio ini tidak menjadikan ketidaksempurnaan fisik sebagai penghalang. Justru ia ingin membuktikan, penyandang disabilitas juga bisa sukses seperti wanita lainnya.

Erni Ika Sari lahir di kaki Gunung Ciremai yang sejuk tepatnya di Kecamatan Cipicung, Kabupaten Kuningan Jawa Barat. Bapaknya bekerja sebagai petani, sedangkan ibunya berjualan makanan kecil-kecilan. Erni lahir normal seperti anak-anak lainnya. Ia tumbuh menjadi anak yang lucu dan menggemaskan. Belajar melangkah, berlari dan kemudian bermain bersama teman-teman kecilnya.

Tiba-tiba saja di usia 4 tahun, Erni terserang demam tinggi. Tubuhnya mengigil, wajahnya pucat dan suhu badannya tinggi. Kedua orang tua Erni, dengan segala keterbatasan yang ada, segera membawa Erni ke rumah sakit. Setelah dilakukan pemeriksaan, dokter ternyata memvonisnya sakit polio. 

Upaya berobat terus dilakukan, namun tidak membuahkan hasil. Kedua orang tua Erni kemudian memilih untuk menggunakan obat-obat tradisional sambil terapi berjalan. “Alhamdulillah saya bisa berjalan lagi, meskipun tidak sempurna,” kata Erni Ika Sari mengenang masa kecilnya.

Erni tumbuh menjadi gadis yang cantik. Semangatnya tinggi untuk belajar, maju dan sukses. Tetapi memang tidak mudah untuk meraih kesuksesan di daerah yang fasilitasnya terbatas seperti Kabupaten Kuningan, terutama untuk penyandang disabilitas. Meski demikian, keterbatasan ini tidak menjadi penghalang bagi Erni untuk terus belajar.

Erni mengikuti berbagai pelatihan bagi penyandang disabilitas di Cimahi, Jawa Barat pada tahun 2014 kemudian di Solo pada tahun 2016. Erni juga mengikuti pelatihan yang diselenggarakan  Dinas Tenaga Kerja di Darut Tauhid Bandung tahun 2021 serta  mengikuti bazzar UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) di Kuningan. Di sela-sela mengikuti pelatihan tersebut, Erni membantu usaha ibunya berjualan makanan ringan di Dinas Sosial Kabupaten Kuningan dan Pemda Kabupaten Kuningan.

Karena sering berinteraksi dengan staf di Dinas Sosial Kabupaten Kuningan, Erni mendengar informasi, tersedia berbagai pelatihan bagi penyandang disabilitas di Sentra Terpadu Inten Suweno (STIS), Cibinong Bogor. Erni pun dengan penuh semangat mengikuti seleksi yang dilakukan Dinas Sosial Kabupaten Kuningan dan dinyatakan lolos pada tahun 2022.

“Saya bersemangat mengikuti pelatihan di STIS karena ingin maju,” kata Erni penuh semangat.

Selama dua bulan, Erni mengikuti pelatihan ketrampilan menjahit di STIS Cibinong. “Materi pelatihannya sangat menarik,” kata Erni. Selain diberikan materi teori, diberikan pula materi mengoperasikan dan merawat mesin jahit, mengukur tubuh, membuat pola, serta teknik-teknik menjahit. “Instruktur berpesan agar banyak  melakukan praktik menjahit,”kata Erni tentang pesan yang disampaikan instrukturnya, Tri Wahyudi.

Kini Erni sudah terampil menjahit. Selain terampil menjahit, Erni juga sangat gembira karena mendapat bantuan dari Kementerian Sosial berupa mesin jahit, mesin obras dan bahkan disediakan tempat usaha menjahit di dalam SKA Inten Soeweno yang diberi nama ATENSI Tailor.

Setiap harinya Erni kini mendapat pesanan menjahit seperti menjahit celana, kemeja, bahkan kebaya. Tarif menjahit untuk kemeja berkisar Rp 50.000 – Rp 60.000, celana Rp 100.000,  sedangkan untuk kebaya berkisar Rp 90.000 – Rp 130.000 tergantung tingkat kerumitannya.

“Mamah berpesan agar jangan mematok harga terlampau tinggi,” kata Erna mengingat pesan ibunya. Erni mematuhi pesan tersebut.

Kini berkat keahliannya menjahit, penghasilan Erni terus meningkat. Jika sebelumnya omzetnya dari menjahit baru sekitar Rp 300.000 per bulan, seiring dengan banyaknya permintaan omzetnya meningkat menjadi Rp 800.000 – Rp 1 juta per bulan. “Saya yakin melihat semangat Erni Ika, keahliannya akan terus meningkat dan pelanggannya akan semangat banyak,” kata Tri Wahyudi penuh optimisme.

Erni pun merasa sangat bersyukur sudah banyak dibantu Kementerian Sosial. “Saya sangat berterima kasih kepada Kemensos. Melalui Sentra Terpadu Inten Suweno saya bisa berlatih dan bergabung seperti ini,” kata Erni penuh rasa syukur.  Erni berharap langkahnya bisa menjadi inspirasi  bagi penyandang disabilitas lainnya. dilansir kemensos.go.id

Tags
SHARE