SHARE

Istimewa

Terakhir, lanjut Anies, hujan deras yang terjadi di dalam kota.

DKI, lanjut dia, memiliki drainase yang mampu menampung air akibat curah hujan maksimal 100 milimeter per hari.

Pengalaman pada Januari 2019, curah hujan saat itu mencapai 377 milimeter per hari atau 3,7 kali lipat lebih tinggi dari kapasitas drainase sehingga terjadi banjir.

Begitu juga pada Februari 2021, juga terjadi hujan ekstrem dengan curah hujan mencapai 250 milimeter per hari.

Sedangkan sistem drainase di Jakarta, lanjut dia, dirancang mengalirkan air hujan dengan kapasitas 50 milimeter per hari di jalan perkampungan dan kapasitas 100 milimeter per hari di jalan-jalan utama.

"Tiga 'front' ini semuanya harus kita hadapi mungkin bersamaan," ucap Anies.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta dari perkiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), potensi cuaca ekstrem yakni hujan lebat disertai petir dan angin kencang pada September hingga November 2021.

Sedangkan, puncak curah hujan dan potensi rob diperkirakan terjadi pada Januari hingga Februari 2022.

Halaman :