SHARE

istimewa

Buku Nonteks Tingkatkan Antusiasme Belajar

Fenti Sanubari, guru kelas 3 di SD Negeri Karang Rahayu 01 Kabupaten Bekasi mengaku sebelumnya ia terpaku mengajarkan materi hanya dari buku teks pelajaran di kelas. Namun, setelah berdiskusi dengan sejawat, ia mendapatkan inspirasi untuk menggunakan buku-buku cerita nonteks terbitan Pusbuk Kemendikbudristek dalam pembelajaran di kelas.   

"Tidak semua murid itu langsung siap menyimak dan konsentrasi dalam pembelajaran. Apalagi semenjak pandemi, saya melihat psikososial mereka yang kurang baik. Jadi, aktivitas membaca buku nonteks ini untuk memantik ketertarikan mereka belajar," ungkap Fenti yang aktif dalam penyusunan modul-modul literasi.

Pemanfaatan buku nonteks dalam pembelajaran di kelas ini dinilai efektif dalam meningkatkan minat murid mengikuti pembelajaran di kelas. "Setelah saya terapkan, suasana pembelajaran jadi lebih aktif, lebih hangat, anak-anak jadi lebih antusias. Untuk capaian belajarnya pun meningkat, anak jadi lebih percaya diri untuk bertanya, bercerita dan menyampaikan pendapat, juga berdiskusi," imbuh Fenti.

Fenti juga mendapatkan umpan balik positif dari orang tua murid sejak memanfaatkan buku-buku cerita atau buku nonteks pelajaran yang diterbitkan Pusbuk Kemendikbudristek. Para orang tua murid mengungkapkan perubahan perilaku yang positif pada karakter anak-anak mereka. "Mereka mengatakan sekarang anak saya jadi lebih ekspresif, lebih senang ngobrol dengan orang tua, dan lebih senang menyatakan perasaan mereka, sebelumnya kan mereka pendiam, susah berkomunikasi. Bahkan, ada yang mengatakan anak-anaknya jadi lebih sopan," ungkapnya.

Penulis dan Spesialis Literasi, Sofie Dewayani mengapresiasi upaya Kemendikbudristek dalam meningkatkan kapasitas guru agar memanfaatkan buku-buku nonteks pelajaran dalam kegiatan pembelajaran. Salah satunya adalah pemanfaatan buku cerita sebagai rujukan yang ditegaskan dalam modul pembelajaran Kurikulum Merdeka. "Jadi di dalam modul itu sudah eksplisit sekali untuk menggunakan buku-buku nonteks dalam pembelajaran, tidak sekadar imbauan, atau penggunaan di luar pembelajaran seperti gerakan 15 menit membaca sebelum pembelajaran di kelas dimulai," ujarnya.

Sofie berharap buku-buku cerita yang diterbitkan Pusat Perbukuan dan disediakan di SIBI dapat disebarluaskan secara lebih masif sehingga dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran pada kelas jenjang rendah. Ia menilai pemanfaatan buku cerita dalam pembelajaran di kelas, khususnya jenjang rendah, sudah sangat tepat.

"Saya berani mengatakan menggunakan buku nonteks dalam pembelajaran lebih besar dampaknya daripada buku teks pelajaran. Karena anak-anak jadi lebih paham, lebih termotivasi untuk belajar, dan hasil belajarnya juga jadi lebih baik. Ini sudah dibuktikan oleh banyak guru," pungkas Sofie Dewayani.

Halaman :
Tags
SHARE