SHARE

Ilustrasi | Istimewa

4. Pertama kali bergabung dengan tim basket saat SMA

Karier Jordan dalam dunia basket dimulai dari dirinya masuk SMA. Saat itu, ia tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk bergabung dengan tim basket SMA. Tapi semua yang diharapkannya tak berjalan dengan mulus. Pasalnya, walaupun dirinya bermain dengan baik dan membuat banyak orang berdecak kagum, namun karena tinggi badannya yang hanya sekitar 175 cm, ia tidak terpilih sebagai anggota tim basket sekolahnya. Sebab yang terpilih rata-rata memiliki tinggi badan sekitar 190 cm ke atas. Selain itu, Jordan juga dinilai kurang mahir dalam permainan basketnya. Itu adalah saat-saat yang paling membekas di hati Jordan hingga membuatnya menangis sepanjang hari karena sangat terpukul, kecewa dan malu.

Beruntungnya Jordan memiliki ibu yang penuh akan kasih sayang. Dengan mengelus kepala dan punggung Jordan sang Ibu mengatakan kepadanya bahwa hal terbaik yang dapat dilakukan bukanlah meratapi nasib dengan menangis, namun membuktikan kepada pelatih bahwa dirinya layak masuk sebagai bagian dari tim basket sekolahnya. Hal ini yang membuat Michael berusaha memperbaiki permainannya setelah dikecewakan.

Sejak saat itu, Jordan terus berlatih dengan giat setiap hari, tidak hanya tekniknya, ia juga melatih fisiknya dengan sangat keras dan disiplin. Dua tahun berikutnya, ia kembali mengikuti seleksi tim sekolahnya dan diterima. Meski sudah diterima dalam tim, ia tidak langsung puas dan bermalas-malasan. Ia tetap rajin berlatih, bahkan ia sering pulang terlambat karena latihan tambahan.

Pada kompetisi SMA tahun 1981 Jordan membuktikan kerja kerasnya. Pada game pertamanya, ia berhasil mencetak 40 angka. Ia juga memiliki statistik yang mengesankan, rata-rata 25 angka per game, dan memenangkan kompetisi SMA di tahun yang sama. Sejak saat itu karier basketnya terus menanjak.

5. Bertambah tinggi dan mendapatkan beasiswa sebagai atlet basket dari universitasnya

Saat memasuki universitas, tinggi badan Jordan telah bertambah 10 cm, hal itu membuat Jordan memiliki keberanian untuk bergabung dalam tim basket universitas. Perkembangannya ini juga membuat semua orang tidak bisa lagi mengabaikan talenta Michael. Resmi menjadi mahasiswa di University of North Carolina yang berada di Chapel Hill, ia sukses bergabung dengan tim basket kampusnya tersebut. Kariernya menonjol di mana dia memimpin timnya ke Kejuaraan liga basket Amerika NCAA, sebuah ajang kompetisi antar universitas yang menjadi pintu masuk menjadi pemain internasional pada tahun 1982.

Michael Jordan menjadi populer ketika dia mencetak game winning point di kejuaraan NCAA tahun 1982 saat melawan Georgetown Hoyas. Karena hal itu, ia mendapatkan beasiswa sebagai atlet basket dari University of North Carolina.

Tidak berhenti sampai disana, prestasi gemilang Jordan juga ditunjukkan ditahun-tahun berikutnya. Ia terpilih menjadi pemain terbaik di tingkat college di musim 1983-1984, dan memimpin US Men’s Basketball Team untuk meraih Medali Emas Olimpiade pada Olimpiade Musim Panas 1984 di bawah asuhan pelatih Bobby Knight.

Halaman :
Tags
SHARE