SHARE

Penanganan cedera olahraga di klinik yang lengkap bisa dilakukan secara holistik; mulai dari pemeriksaan Dokter Ortopedi Sub Spesialis Cedera Olahraga atau Dokter Spesialis Cedera Olahraga hingga pelaksanaan fisioterapi oleh sports physiotherapist yang menggunakan alat-alat fisioterapi terkini dan perlengkapan lengkap gym untuk membantu pemulihan bagian yang cedera dengan tolok ukur strength, endurance, agility, proprioseptif, dan performance.

Dalam proses penyembuhan, biasanya para dokter akan melakukan tindakan anamnesa (menggali dan mendengarkan mekanisme cedera pada pasien), melakukan pemeriksaan fisik, melakukan pemeriksaan tambahan (MRI, Rontgen, atau USG Musculoskeletal), serta melakukan assessment lainnya yang dibutuhkan.

Jika kasus cedera yang terjadi tidak memerlukan operasi, maka dokter akan membuatkan program fisioterapi dan program olahraga (stretching dan strengthening) yang tepat untuk jenis cedera tersebut.

Namun, jika diperlukan operasi, pasien dapat ditindaklanjuti dengan tindakan operasi yang didukung oleh peralatan terkini seperti Arthroscopy yang merupakan alat untuk melakukan tindakan pembedahan minimal invasif ke seluruh sendi. Pembedahan minimal invasif adalah tindakan operasi dengan luka sayatan yang sangat minimal (biasanya kurang dari 1 cm) yang memiliki banyak kelebihan seperti nyeri dan komplikasi yang minimal serta pasien dapat cepat kembali bergerak setelah operasi.

“Cedera olahraga dapat dikatakan sembuh tergantung pada bagian tubuh yang mengalami cedera. Jika terjadi cedera pada tulang, maka pemulihan dapat dilakukan dalam waktu 6 bulan hingga 1 tahun.

Jika cedera terjadi pada otot atau ligamen, maka pemulihan dapat terjadi kurang lebih 6 minggu,” kata Evan.

Lantas, bagaimana cara memilih olahraga yang tepat? Sesuaikan dengan kondisi tubuh kita agar bisa meminimalisir risiko cedera.

Dia mengimbau agar masyarakat dapat melakukan istirahat dan pemanasan yang cukup sebelum berolahraga, menggunakan alat olahraga yang sesuai, ukur kemampuan tubuh ketika berolahraga karena anatomi tubuh kita berbeda dengan orang lain, serta pilih lingkungan yang tepat dan baik pada saat berolahraga.

“Lakukan pola olahraga yang konstan tidak berubah-ubah misalnya cardio exercise seminggu 2 kali, strength exercise 2 kali seminggu, dan pola olahraga tersebut dilakukan rutin sampai bertahun-tahun,” tutup dia.

Ketika berolahraga di luar rumah, jangan lupa untuk senantiasa menggunakan masker demi melindungi diri dari infeksi. Penggunaan masker takkan mengganggu pernapasan saat berolahraga dengan intensitas ringan hingga sedang karena tubuh tidak butuh udara pernapasan dalam jumlah banyak. Rasa tidak nyaman bisa diatasi bila tubuh telah terbiasa olahraga menggunakan masker. Setelah olahraga dan pulang ke rumah, segera mandi dan ganti pakaian yang bersih agar terhindari dari penularan COVID-19.

Halaman :
Tags
SHARE